Aku menemuimu
Di sisi badai dan kekelaman kabut
Lalu kita bercerita
Tentang seberapa tebal debu yang menghujam tubuh
Rongga ini hanyalah sebuah ruang
Yang kadang memompa hati kita di persimpangan
Mencoba mengejar bait-bait mimpi
Walau kadang itu hanyalah sebuah fakta fatamorgana
Lalu akan kubasuh sayatan-sayatan dukamu
Lewat tatapan mata dan sebidang bahu
Yang dapat kau singgahi
Meski terkadang kita lupa
Kekelaman adalah sebuah batu cadas
Untuk menempuh kemaknaan hidup
Akhirnya...
Bersabarlah kita
Menyusuri telapak-telapak kehidupan
Yang pernah kita bersama memahatnya
Malam memekat
Hanya segaris bayang mengaburkan pandangan
Kaupun tertidur
Dalam damai dan ketenangan di sisi pembaringanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar